Dewan Kesenian Sigi: Kami Kecewa, Tuduhan Plagiasi Lukai Semangat Kebersamaan FDL



MEDIA KAILI – Dewan Kesenian Sigi (DKS) menyampaikan kekecewaannya terhadap pernyataan yang beredar di beberapa media elektronik mengenai dugaan plagiasi konsep Festival Danau Lindu (FDL) 2025 dan permintaan kompensasi kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Sigi oleh pihak Hasan Bahasyuan Institute (HBI).


Melalui pesan WhatsApp kepada mediakaili.com pada Minggu (15/6/2025), Ketua DKS Sigi, Akbar Dian, menyatakan bahwa tuduhan tersebut sangat tidak berdasar dan mencederai semangat kebersamaan yang selama ini dijaga dalam penyelenggaraan FDL.


"Secara kelembagaan kami kecewa dan sangat kecewa atas statement teman-teman HBI yang mengatakan bahwa konsep FDL yang kami susun dengan susah payah dianggap plagiasi,” tegas Akbar.


Ia menjelaskan bahwa sejak awal keterlibatan HBI dalam pelaksanaan FDL selama dua tahun terakhir, masyarakat Sigi  termasuk DKS telah memberikan dukungan penuh, bahkan secara sukarela membantu dari sisi konsep, teknis, tenaga, hingga materi demi suksesnya FDL 2023 dan 2024.


“Kalau begini pernyataannya, kami merasa ditipu. Semua kebutuhan konsep dan teknis event dibantu secara ikhlas oleh masyarakat Sigi,” ujarnya.


Akbar juga menegaskan bahwa FDL bukanlah proyek personal ataupun ajang mencari nama, melainkan ruang silaturahmi dan ekspresi budaya masyarakat Sigi, khususnya masyarakat Lindu.


“FDL itu bukan kegiatan projeck-an yaa. Sejak awal dilaksanakan oleh Pemda Sigi sebagai wadah dan ruang masyarakat untuk saling bersilaturahmi dengan rasa bahagia dan sukacita, bukan sebagai ruang gagah-gagahan atau ajang membesarkan nama,” ungkapnya.


Lebih jauh, ia menyayangkan adanya permintaan kompensasi dari HBI kepada Pemda Sigi serta tuduhan bahwa DKS melakukan plagiasi, padahal DKS adalah representasi masyarakat Sigi yang selalu terlibat aktif dalam penyelenggaraan festival tersebut.


“Kalau itu betul, berarti selama ini HBI menipu masyarakat Sigi dengan kerja-kerjanya karena meminta royalti kepada Pemda dan menuduh masyarakat Sigi melakukan plagiasi. Kami sebagai bagian dari DKS merasa tuduhan itu sangat tidak pantas dan tidak beretika,” lanjut Akbar.


Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa FDL bukan milik satu lembaga atau individu, melainkan milik seluruh masyarakat Sigi.


“Ingat ya, FDL itu bukan panggung personal ataupun lembaga. FDL adalah panggung masyarakat Sigi, terlebih lagi masyarakat Lindu. Jangan jadikan FDL sebagai ajang mencari nama atau kepentingan pribadi. Kami tidak pernah ribut soal event yang kami buat selama ini di Sigi. Jangan halangi kami membangun daerah kami sendiri,” pungkas Akbar.*/MEILI




Editor: Azwar Anas

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator *

Lebih baru Lebih lama