Siculturahmi merupakan forum diskusi budaya yang dirancang sebagai ajang temu ide, narasi, dan gagasan seputar kondisi budaya lokal. Ketua panitia kegiatan, Tange Mursalin, menyampaikan bahwa kegiatan ini muncul dari keresahan generasi muda terhadap menurunnya kualitas citra, karakter, dan figur budaya yang mulai tergerus zaman.
“Kami ingin budaya menjadi topik pembicaraan semua kalangan. Lewat Siculturahmi, setiap peserta juga diberi ruang untuk menyampaikan opini dan harapan mereka tentang budaya melalui tulisan,” ujar Tange Mursalin.
Kegiatan yang berlangsung sederhana ini namun sarat akan makna. Selain diskusi, acara juga diramaikan oleh pertunjukan seni kolaboratif yang melibatkan sejumlah seniman dari Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Parigi.
Hadir pula maestro tradisi Kaili, Smiet Lalove, serta seniman tradisi Taufan Muhammad atau yang lebih dikenal sebagai Opan Toboli, bersama beberapa tokoh budaya lainnya. Kehadiran mereka menjadi penguat semangat pelestarian seni tradisi di tengah tantangan era modern.
Panitia menyatakan bahwa Siculturahmi akan menjadi agenda rutin yang digelar ke depan, dengan semangat menjadikan seni dan budaya sebagai bagian dari pertahanan hidup manusia yang berkelanjutan.
Penulis: Fathan Aziiz & Hafid Mado
Posting Komentar