Sanggar Seni Torilino: Wadah Persatuan Pemuda Tinggede yang Terus Berkarya



MEDIA KAILI – Berdiri sejak 2 Mei 2012, Sanggar Seni Torilino menjadi ruang ekspresi seni dan budaya bagi para pemuda-pemudi Desa Tinggede dan sekitarnya. Sanggar ini digagas oleh tiga pemuda asli Desa Tinggede, yakni Masmudin, Abd. Ansar, dan Fahri Syahril, yang memiliki visi besar untuk menyatukan generasi muda di wilayah tersebut.


Menurut salah satu pendiri, Abd. Ansar, pendirian Sanggar Seni Torilino dilatarbelakangi oleh kondisi sosial pemuda saat itu yang terkotak-kotak dalam kelompok-kelompok kecil. Hal tersebut dinilai menciptakan sekat sosial dan menghambat kebersamaan.


“Tujuan utama didirikannya Sanggar Torilino ini tidak lain agar pemuda-pemudi yang ada di Desa Tinggede ini dapat bersatu dan tidak ada sekat antara mereka,” ungkap Ansar.


Nama "Torilino" sendiri dipilih dengan makna mendalam. Dalam bahasa Kaili Ledo, Torilino berarti "Manusia yang Bersih". Filosofi ini menjadi landasan dalam pembinaan karakter dan kreativitas anggota sanggar.


“Awalnya memilih nama Torilino sebagai nama sanggar seni dengan maksud membina karakter pemuda-pemudi di Desa Tinggede untuk lebih ke arah yang lebih baik sesuai dengan arti dari Torilino itu sendiri,” jelas Ansar.


Kini, Sanggar Seni Torilino telah memasuki angkatan ketiga dengan jumlah anggota sekitar 70 orang. Mereka berasal dari Desa Tinggede, Desa Baliase, hingga Kota Palu. Sekretariat sanggar beralamat di Jalan Rendelembah No. 23, Desa Tinggede, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi.


Pada kesempatan yang sama, Imar selaku penasehat Sanggar Seni Torilino, menyampaikan bahwa sanggar ini memiliki berbagai program pengembangan seni. Program jangka pendek mencakup pembukaan kelas tari dan teater yang terbuka untuk umum, dengan prioritas peserta dari jenjang SD hingga mahasiswa.


Sementara untuk program jangka panjang, Torilino rutin menggelar perayaan milad tiap tahun serta aktif mengikuti berbagai festival seni dan budaya di Sulawesi Tengah. Beberapa festival yang pernah diikuti antara lain Festival Danau Lindu, Festival Danau Poso, Ngata Topodoka Fest, Kampung Baru Fair Festival (KBF), dan Festival Tangga Banggo.


Dari partisipasi tersebut, Torilino berhasil meraih sejumlah penghargaan, di antaranya Juara Favorit Artistik Terbaik dan Juara Favorit Terbaik dalam lomba drama berbahasa Kaili yang diselenggarakan oleh Sanggar Seni Darsa pada tahun 2018.


Pada tahun ini, Torilino melaksanakan refleksi perjalanan 13 tahun dengan menggelar pertunjukan karya seni yang terdiri dari musik, tari, teater, dan sastra. Acara tersebut dilaksanakan pada Jumat (30/5) di sekretariat Sanggar Torilino dan disaksikan langsung oleh Pemerintah Desa Tinggede serta masyarakat setempat yang hadir dengan antusias.


Imar berharap, ke depan nama Sanggar Seni Torilino dapat semakin dikenal luas oleh masyarakat, baik di tingkat kabupaten maupun kota, bahkan di seluruh wilayah Sulawesi Tengah.


“Untuk semua anggota Torilino, saya berpesan agar terus menjaga nama baik sanggar, terus berproses di manapun berada, dan selalu mengingat bahwa Torilino adalah rumah kalian,” tutup Imar.




Penulis: Azwar Anas

Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator *

Lebih baru Lebih lama